Suara Militan.Com - Pekanbaru. M. Ikrom bersama David Sitinjak, Eko Saputra & Paul selaku Mahasiswa yang tergabung dalam aksi unjuk ra...
Suara Militan.Com - Pekanbaru. M. Ikrom bersama David Sitinjak, Eko Saputra & Paul selaku Mahasiswa yang tergabung dalam aksi unjuk rasa tanggal 22 November 2022 di depan Kantor Kejati Riau dan Kejari kota pekanbaru.
Mereka merasa kecewa kepada beberapa oknum-oknum dari Organisasi Swadaya Masyarakat, Pasalnya saat di undang untuk diskusi bersama di salah satu Kedai kopi di kota Pekanbaru terkait persoalan-persoalan yang hari ini terjadi di provinsi dan beberapa kabupaten Kota yang ada di Provinsi Riau, yang bertujuan bahwasanya ingin membangun Gerakan yang bertujuan kontrol sosial terhadap Pemerintah Kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Riau. Dengan membawa berbagai kajian dan isu dugaan Korupsi dan transparansi, dengan dasar Gerakan murni.
Di sepakati aksi akan dilaksanakan pada hari selasa 22 November 2022 Pukul 11 WIB, dengan titik aksi di kantor Kejati Riau dan Kejari kota Pekanbaru. Setelah beberapa hari aksi unjuk rasa terselenggarakan dan banyak dari berbagai media online yang memuat peristiwa aksi tersebut, banyak senior-senior dan sesama aktivis menghubungi saya, dengan memberikan informasi bahwasanya aksi tersebut tidak murni, melainkan terindikasi kuat adanya elit yang ikut menunggangi nya, dengan tujuan Kepentingan tertentu, cetus M. Ikrom selaku Kordinator Lapangan pada aksi tersebut.
Namun kedati demikian Ikrom sebagai Kordinator Lapangan bersama David Sitinjak & Eko sebagai orator dari beberapa mahasiswa yang tergabung di dalam aksi tersebut sudah saling berkomunikasi tentang perihal yang terjadi saat ini, bahwa aksi unjuk rasa yang mereka lakukan ternyata ditunggangi kepentingan suatu elit. Karena merasa kecewa, mereka pun mengkonfirmasi kepada beberapa pihak media dan menyatakan keluar dari barisan tersebut di karnakan telah menodai idealisme pergerakan mahasiswa.
"Kami selaku mahasiswa merasa dibohongi oleh beberapa oknum elit yang memiliki kepentingan sendiri dan bukan murni untuk kepentingan masyarakat di Provinsi Riau. Saya pribadi menyatakan sikap untuk mundur dalam gerakkan tersebut” ucap David Sitinjak salah satu orator aksi tersebut.
“Sedikit tambahan untuk aksi kami di tanggal 22 November 2022 kami selaku agen perubahan atau yang biasa disebut mahasiswa merasa terhianati karena kesepakatan kami di awal yaitu untuk melakukan kontrol sosial terhadap Pemerintah Kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Riau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sampai pada hari ini, dan menyampaikan rasa kecewa kami terhadap oknum-oknum tersebut. Maka saya dan beberapa teman dari kalangan mahasiswa sudah melakukan kajian dan komunikasi sepakat untuk menarik mundur semua mahasiswa dan keluar dari barisan aksi tersebut”, tutup Eko Saputra sebagai salah satu orator mahasiswa mengakhiri konferensi pers pada siang hari ini.
No comments